Pengobatan Kanker Paru yang Efektif

By sulthan on Friday, June 17, 2016

Pengobatan kanker paru yang selama ini kita kenal adalah operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Mungkinkah ada obat kanker paru yang cukup ampuh tapi juga cukup nyaman bagi penderitanya, lepas dari efek samping atas semua cara pengobatan di atas?

Pengobatan kanker melalui pembedahan atau operasi pada pasien kanker paru biasanya dilakukan di masa awal, yaitu stage 1 dan 2. Pilihan operasi memang dikatakan dapat memberikan kesembuhan 100%. Tapi sayangnya, di seluruh dunia termasuk di negara maju, dari semua pasien kanker paru, yang masih bisa dioperasi hanya 10 - 20%. Dengan demikian, 80 - 90% pasien dengan kanker paru datang ke rumah sakit sudah memasuki stage 3 dan 4. Artinya, harus dilakukan pengobatan paliatif berupa kemoterapi dan radioterapi. Kedua cara ini sudah dikenal memberi efek samping yang tidak sedikit, seperti mual, muntah, dan rambut rontok. Selain itu, muncul efek samping penurunan kadar hemoglobin yang berakibat anemia, penurunan kadar leukosit yang memudahkan infeksi, dan penurunan kadar trombosit. 

Pengobatan Kanker Paru dengan Terapi Target


Kini, ada harapan baru dengan munculnya obat baru untuk kanker paru. Obat ini termasuk kelompok ”terapi target” yang banyak memberi keuntungan bagi pasien pengidap kanker. Terapi ini tidak seperti kemoterapi yang dikenal bersifat sitotoksik dan tidak selektif, yang menyebabkan sel-sel normal ikut mengalami kerusakan. Pada terapi target, karena bersifat selektif, maka sel-sel normal tidak akan terpengaruh sehingga efek samping sistemik pada kemoterapi dapat dihindari. Generasi baru obat anti kanker ini dikembangkan dengan melihat proses pertumbuhan pada tingkat molekuler sel kanker. sehingga pengobatan kanker diarahkan sebagai ‘penghambat-pertumbuhan’ sel tumor ganas tersebut.

Beberapa jenis obat telah dikembangkan sebagai terapi target, yaitu: erlotinib, gefitinib, Cetuximab, panitumumab, lapatinib, baY439006, dan tapifarnib. Dari penelitian invitro (dalam laboratorium) dan invivo (dalam kehidupan) diketahui, terapi target bisa dimanfaatkan juga untuk pengobatan beberapa jenis kanker lain, seperti kanker pankreas, kanker payudara, kanker kolorektal, karsinoma sel skuamosa kepala dan leher. Dari berbagai jenis kanker tersebut, kanker paru terutama jenis adenokarsinoma memberi respon paling baik.

Di indonesia telah dipasarkan dua macam obat terapi target berbentuk tablet untuk pengobatan kanker, yaitu:
  1. Gefitinib (Zd-1839, iressa), tablet oral dengan dosis yang dianjurkan 250 mg per hari. 
  2. Erlotinib (osi-774, tarceva), tablet oral dengan dosis yang dianjurkan 150mg per hari.
Baik gefitinib maupun erlotinib ditoleransi dengan baik oleh pasien kanker paru sebagai pengobatan kanker paru lini ke-2 dan lini ke-3 setelah pemberian kemoterapi, dan cukup aman. Efek samping yang kerap dijumpai berupa ’rash’ di kulit dan diare mudah diatasi. Tidak dijumpai efek samping hematologik (gangguan darah), mual, muntah, atau rambut rontok seperti pada kemoterapi sitostatika.

pengobatan kanker paru


Beberapa uji klinik yang lebih luas dari berbagai negara menunjukkan, kedua obat untuk pengobatan kanker paru tersebut memberi respon obyektif (tumor jadi mengecil atau menghilang) maupun respon subyektif (keluhan berkurang atau menghilang dan kenaikan berat badan) yang jauh lebih baik pada subset (kelompok) tertentu, yaitu:
  1. perempuan
  2. tidak merokok
  3. ras/bangsa Asia
  4. jenis kanker paru adenokarsinoma.

Indikasi penggunaan erotinib dan gefitinib masih berdasar rekomendasi dari masing-masing pusat studi dan komite ahli yang terkait.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberi rekomendasi penggunaan erlotinib (Tarceva 150mg/tablet) dan gefitinib (iressa 250mg/tablet) sebagai pengobatan kanker parusebagai berikut:
  1. Pasien yang akan diterapi harus diketahui terlebih dahulu diagnosis pastinya berdasar histopatologik/sitologik sebagai kanker paru jenis bukan karsinoma sel kecil
  2. Pasien dengan penyakit kanker paru stage III / IV atau yang tidak dapat dioperasi
  3. Pengobatan terapi target diberikan setelah mendapat terapi modaliti sebelumnya, baik dengan kemoterapi atau kemoradioterapi
  4. Pengobatan lini ke-1 diperbolehkan bila pasien menolak atau tidak memenuhi syarat terapi modaliti lain sebelumnya
  5. Tidak diperlukan syarat khusus seperti syarat - syarat dengan obat sitostatika
  6. Tampilan atau ’physical status’ tidak menjadi bahan pertimbangan
  7. Lama pemberian: diberikan sampai obat tidak memberi respon lagi
Meskipun terapi target sangat berbeda dengan kemoterapi sitostatika, Efek samping pengobatan kanker paru ini tetap ada dan perlu diperhatikan, seperti kemerahan di kulit, jerawat, kulit kering, fatig (mudah lelah) dan gatal-gatal.

"what is internet in hindi" || internet kya hai (in hindi)

What is internet in hindi ||history of internet in hindi "What is internet in hindi", today we all are trying to know about what i...