Showing posts with label manu makanan pasien kanker. Show all posts
Showing posts with label manu makanan pasien kanker. Show all posts

Pengalamam Kemoterapi Pertama & Ke Dua

By sulthan on Wednesday, May 11, 2016



Seperti yang sudah saya ceritakan di post ini, suami saya yang sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan rutin olahraga tiba-tiba divonis kanker usus stadium 3 di usia 28 tahun. Sekarang setelah melalui operasi besar yang berlangsung selama 4 jam dan menunggu pemulihan selama kurang lebih satu bulan, suami saya pun akhirnya menjalani kemoterapinya yang pertama pada tanggal 18 April 2016 yang lalu. Tiga minggu kemudian, tepatnya tanggal 9 Mei 2016 kemarin dia menjalani kemoterapi yang ke dua. Dalam post kali ini saya ingin berbagi pengalaman kemoterapi berdasarkan apa yang saya dengar dan lihat dari suami saya.

Banyak alasan mengapa saya tidak langsung membuat post setelah kemoterapi pertama selesai. Well, kalau boleh curhat sedikit, that was quite a rough time for us. Selain harus beradaptasi dengan kehidupan pasca-kemo, balita saya kena flu singapur (hand, mouth, and foot disease) yang memang lagi hot di Indonesia, setelah dia sembuh, lanjut saya yang kena tipes. Semua itu dibumbui dengan drama belum adanya ART di rumah sehingga tangan saya benar-benar 'penuh'. Bersyukur sekali pada kemoterapi yang ke dua kemarin keadaan sudah semakin baik, kami semua sehat dan sudah ada ART akhirnya.. (yay! Welcome Teteh..)

Okay, first thing first. Pertanyaan yang paling sering diajukan pada saya dan suami adalah "seperti apa sih kemoterapi itu?". Banyak orang membayangkan kemoterapi sebagai hal yang super seraaam.. Seperti misalnya diikat di kursi besar di tengah ruangan dan ditembak laser dari sana sini hahaha (wong namanya aja chemo-therapy. Terapi kimia. Pastinya paske obat lah ya. Wkwkwk..), atau disuntikin obat sampai kejang-kejang. Hahaha.. Enggak lah. Kalau untuk suami saya, simple nya sih diinfus dan minum obat. Itu saja. Setiap 3 minggu sekali, suami saya harus datang ke rumah sakit untuk diinfus (selama kurang lebih 3 jam). Obat kemonya disuntikkan ke dalam infus. Lalu setelah itu, dia juga harus minum obat selama 2 minggu. Jadi ada waktu 1 minggu dimana dia drugs free (dan 'sober'. Haha) so we can do lots of things together! Yay! 2x24 jam setelah kemoterapi, saya dan Zey harus jauh-jauh dulu dari dia karena obatnya memang keras. Jadi kami pisah kamar tidur dan kamar mandi. Kontak-kontakan pun via whatsapp walau serumah. Alhamdulillah berasa pacaran lagi, kangen-kangenan lagi. Hehehe.. Selain itu selama 2x24 jam itu juga setiap suami saya selesai menggunakan toilet, HARUS disiram oleh air detergen dan dibilas super banyak. Sounds dramatic, tapi tenang.. cuma 2 hari aja kok. ^^

Lalu apa efeknya? Di kemoterapi yang pertama, karena suami saya masih nervous dan kita juga belum take it easy, efeknya terasa cukup berat. Dia betul-betul seperti orang hamil muda untuk seminggu penuh! Mual, muntah, begah, pusing, lemas, dan cegukan sering bangeeeetttt sampai tidak bisa apa-apa dan bed rest seharian. Kebayang kan kondisinya waktu itu. Suami bedrest, saya bedrest, Zey perlu diasuh, gak ada ART. Untung ada adik dan mertua saya yang langsung datang membantu. Kalau tidak, entah apa jadinya kami. *wiping tears. Setelah seminggu, keadaan mulai berangsur membaik. We found out that distractions and doing fun things were good to eliminate those nauseous feeling. Saya suruh suami main PS banyak-banyak dan bertemu teman-temannya. Ok 1 done, 7 more..

Selama menunggu kemo ke dua, kami melakukan aktivitas seperti biasa dan sesuai saran dokter, makanan pun tidak ada yang dipantang. Hanya saja karena kami baca-baca sendiri, kami jadi membatasi beberapa makanan seperti daging merah dan gula. Syukur alhamdulillah juga kami mempunyai teman-teman dan keluarga yang sangat peduli pada kami. Seperti yang sudah saya tulis di post "bagaimana cara membantu pasien kanker dan keluarganya" kami menerima banyak hadiah termasuk suplemen-suplemen makanan super keren. Beberapa diantaranya adalah Celergen dan ekstrak jamur Maitake yang harganya pun tidak murah. Sepertinya sih pola makan dan suplemen-suplemen tersebut cukup berpengaruh pada stamina suami saya. Berat badannya sempat hilang hampir 16 kg sejak setahun terakhir, namun sekarang berangsur-angsur naik lagi.

Fast forward! Tiga minggu kemudian, suami saya pun menjalani kemoterapi ke dua. Prosedurnya sama dengan kemoterapi yang pertama hanya saja after effect nya cukup berbeda. Jika pada kemoterapi pertama dia bagaikan ibu muda, di kemo ke dua ini rasa mual dan pusing tidak terlalu parah walaupun tetap ada. Selain itu, perutnya sangat kembung dan jadi mudah masuk angin, sehingga saya harus nambah profesi lagi jadi tukang pijet untuk mengeluarkan angin-anginnya. Hehehe.. Efek lainnya yang dirasa adalah ujung-ujung jari yang terasa sensitif seperti kesemutan jika memegang benda yang dingin. Alhasil, tinggal di Bekasi saja dia harus mandi air hangat dan mengupas jeruk dari kulkas saja tidak bisa. Efek ini sama seperti yang diceritakan teman kami sesama cancer fighter, Tanaya dalam blognya Bersahabat dengan Kanker. Sampai saat saya menulis blog ini sudah hari ke 3 sejak kemoterapi ke dua dan suami saya belum kembali pada dirinya yang dulu (kaya judul lagu. Wkwkw). 2 done, 6 more..

Harus saya akui hari-hari setelah kemoterapi cukup berat, namun saya dan suami sangat bersemangat untuk menyelesaikan semua siklus nya dan mudah-mudahan kembali ke kehidupan kami yang dulu, drugs free life. Aamiin.. Harus saya akui pula bahwa saya bangga pada suami saya karena dia tidak mau dianggap sakit dan masih semangat menjalani hari-harinya, walaupun kalau untuk ngantor sepertinya masih belum memungkinkan. Ok darling! 6 more and oh let's just do it! Dan untuk teman-teman sesama cancer fighter di luar sana, terus semangat dan jangan pernah berhenti berharap dan keep positive ya! We can do it! Fighting! ^^

PS: tidak perlu minta izin, jika artikel ini dirasa bermanfaat, silakan share. :)
Selengkapnya

Cara Membantu Pasien Kanker (dan Keluarganya)

By sulthan on Sunday, April 3, 2016



Tak terasa sudah sebulan lebih sejak operasi kanker usus besar suami saya. Saat ini, kami masih disibukkan dengan kegiatan menggempur sistem imun dengan makanan sehat dan herbal, serta kontrol rutin persiapan kemoterapi.

Sejak suami saya divonis kanker usus besar, alhamdulillah banyak sekali limpahan kasih sayang dan perhatian yang kami terima baik dari sanak saudara, kolega, maupun teman-teman. Kasih sayang Allah yang dialirkan melalui mereka sangat luar biasa kami rasakan. Mulai dari kemudahan dalam proses administrasi rumah sakit, Pak Aan, pemilik apartemen yang dengan sangat baiknya bersedia menyewakan apartemennya hanya selama 2 minggu (tadinya disewakan per tahun), dan berbagai macam hadiah dan oleh-oleh yang kami terima.

Daaaann.. Melalui post ini, saya ingin berbagi tentang betapa bantuan yang diberikan kepada pasien kanker dan keluarga nya akan sangat berarti bagi mereka, apapun bentuknya. Dan inilah bentuk support yang bisa diberikan andai ada kerabat yang terkena penyakit kanker (berdasarkan pemgalaman pribadi saya):

1. Nice Words & Prayer
Nomor satu di list saya adalah kata-kata baik dan doa. Sungguh saya sangat bersyukur atas ujian ini, karena melalui sakitnya suami saya, banyak silaturahmi yang tadinya "dorman" menjadi aktif kembali. Saya dan suami menjadi sadar bahwa masih banyak orang yang sayang dan peduli pada kami. Kata-kata penyemangat yang diberikan terasa sangat nyaman di hati. Selain itu, tak kalah penting adalah doa. Doakan pasien dan keluarga nya agar tetap tabah dan semangat, cepat diberikan kesembuhan, serta penyakit yang diderita menjadi penggugur dosa-dosa. There's nothing more powerful than prayer.. :)

2. Some Distance
Berita vonis kanker akan menjadi mimpi buruk bagi semua orang dan tidak semua orang bisa menerima nya langsung dengan lapang dada. Kebanyakan pasti melalui 'shocking period' dimana sedih, bingung, takut, dan lain-lain jadi satu. Termasuk kami. Di masa-masa awal seperti ini, akan sangat bijak untuk memberikan 'jarak' kepada pasien dan keluarganya. Some of you might be really want to visit them, tapi.. Jika kamu bukan bagian dari keluarga inti pasien, always ask first whether they can accept guests or not. Jangan tersinggung jika keluarga meminta untuk menunda waktu kunjungan karena selain pasien butuh istirahat, terkadang kami hanya ingin 'sendiri' dulu untuk sekedar menenangkan diri. :)

3. But Also Presence!
Sama seperti jarak, memberikan kehadiran atau presence juga sama pentingnya. Tunggu hingga keadaan mereda, misal setelah pasien pulih dari operasi, dan kunjungi. We always love visitors! Jangan lupa untuk selalu membuat janji terlebih dahulu supaya kunjungan kita tidak mengganggu waktu istirahat pasien. Jika kita sudah bisa mendengar cerita tentang sakitnya si pasien dari teman/kerabat lain, sebisa mungkin hindari membicarakan penyakitnya dengan si pasien. Kebayang dong, badan lemah, hati lagi gak karu-karuan, tapi harus menceritakan sakit berkali-kali ke orang yang berbeda. Eeerrgghh.. Bicarakan hal-hal ringan yang bisa menghibur, misalnya cerita seru di kantor, update kehidupan pribadi, dan sebangsanya.

Jangan lupa! Bukan hanya si pasien yang butuh company lho, keluarga pasien juga. Jika kamu adalah teman dari keluarga pasien, tidak ada salahnya menjenguk hanya untuk mengobrol dengan keluarganya. Support dari sepupu-sepupu suami saya luar biasa. Semua kebutuhan ibu mertua (ya g memang mendampingi suami selama di RS) selalu diperhatikan. Sangat membantu disaat 'my hands are tied' oleh balita 1,5 tahun sehingga tidak bisa lincah kesana kesini.

Saya sendiri sangat berterima kasih kepada sahabat-sahabat saya yang mau meluangkan waktu mengunjungi saya. Baik itu di Rumah Sakit, di apartemen, maupun di rumah. Nothing serious, hanya kumpul sambil curhat session atau order Bakmi GM. Sudah sangat cukup meringankan beban saya.. (PS: love you yah Cun, Okky, Anita, Bencongmate, Naqi, Wita, dll). :*

4. Cancer-Fighting Food
Bingung bawa apa jika ingin menengok pasien kanker? Well, sebenarnya kalau untuk jenis kanker suami saya, tidak ada pantangan makan. Namun, untuk jaga-jaga, saya dan suami mencari tahu tentang apa sih the best diet untuk pasien kanker, dan akhirnya kami sampai pada list ini:
- absolutely no sweet food (except fruits)
- absolutely no red meat
- absolutely no dairy
And say yes to:
- buah buah buah
- sayur (kalau biasanya parsel tuh isi buah, sekali-kali isi sayur boleh juga. Hehe)
- air basa: air kangen, air zamzam
- wheat grass powder, green tea powder, flaxseed, kunyit putih.
- essential oil frankincense  (thanks Ay!
Dll (will blog about it in detail later)

5. Hiburan!
Bahkan setelah keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan, pasien kanker masih harus banyak istirahat dikarenakan kondisi badan yang memang belum sanggup untuk beraktivitas secara normal untuk beberapa bulan pertama. Jadi, berkunjung dan membawa hiburan pastinya akan sangat membantu. Saya sangat menghargai kebaikan salah satu sahabat suami saya yang bersedia meminjamkan PS4 nya, dan teman-teman kuliah dia di Teknik Mesin ITB yang datang rame-rame dan menemani suami saya main kartu. It means a lot!

6. Money.
Mampu atau tidak mampu, kaya atau miskin, punya kerja atau tidak, dicover asuransi atau tidak, sakit memerlukan banyak biaya, karena kebutuhan tidak sebatas hanya pada biaya pengobatan pasien. Tapi juga biaya operasional penunggu pasien, obat atau supplemen yang dibeli mandiri, transport keluarga, dan lain-lain. Syukur pengobatan suami ditanggung oleh BPJS, tapi kami juga tidak menyangka dan sangat terharu bahwa ternyata kerabat yag tidak bisa bertemu secara langsung berinisiatif untuk mengumpulkan tanda kasih sayang untuk kami. Terima kasih terutama kepada teman-teman kami di Korea Selatan. We really appreciate that..

Finally, balik lagi ke nomor satu.. There's nothing more powerful than prayers. At the end, hanya kuasa Allah lah yang bisa menyembuhkan. Jika kamu tidak bisa mengunjungi pasien secara langsung, mendoakan untuk kesembuhan dan kemudahan perawatan pasien sudah merupakan bantuan yang sangat berarti.

So, itulah bantuan-bantuan yang bisa diberikan kepada pasien kanker dan keluarganya. Semoga pengalaman saya dan keluarga saya ini bisa memberikan inspirasi untuk kamu yang ingin membantu pasien kanker/keluarganya. Let's spread love! ;)

PS: tidak perlu minta izin, jika artikel ini dirasa bermanfaat, silakan share. :)
Selengkapnya

"what is internet in hindi" || internet kya hai (in hindi)

What is internet in hindi ||history of internet in hindi "What is internet in hindi", today we all are trying to know about what i...