Tubuh yang indah dan bugar adalah idaman setiap wanita. Untuk mendapatkannya, tentu harus ada upaya untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satunya menjaga kesehatan payudara. Agar tetap sehat, payudara harus dijaga dari trauma, infeksi dan bebas tumor jinak maupun ganas (kanker).
Karakteristik Sel Kanker
Dalam perjalanannya, wanita kerap mengalami masalah pada bagian payudara. Salah satu yang terparah adalah kanker payudara. Kanker payudara timbul akibat terjadinya perubahan sifat sel yang semula membelah secara teratur menjadi membelah tidak terkendali, dan sifatnya berbeda dengan sel asal. Sel ganas ini memiliki sifat di antaranya:
- Membelah tidak terkontrol
- Masuk dan merusak jaringan
- Menyebar ke tempat lain lewat pembuluh darah atau limfe (metastasis)
- Sering menyebar ke kelenjar limfe yang pertanda kemungkinan adanya penyebaran ke organ lain seperti tulang, hati dan otak.
Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita. Pada akhir-akhir ini, penderita kanker payudara terus meningkat terutama pada kelompok usia muda. Kanker payudara bagi wanita di Indonesia dalam dekade terakhir ini menempati urutan pertama di atas kanker mulut rahim dan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dan perubahan pola penyakit. Kanker payudara juga dianggap menjadi penyebab dari 15% kematian pada wanita yang disebabkan oleh kanker.
Berdasarkan sebuah penelitian, kanker payudara merupakan kanker terbanyak dibanding kanker leher rahim yang sebelumnya dianggap peringkat pertama. Angka kematian kanker payudara di negara berkembang, termasuk di Indonesia, lebih tinggi dari negara yang sudah maju.
Banyak anggapan bahwa penyakit kanker adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian disertai dengan penderitaan hebat. Pendapat demikian ini akan dapat menimbulkan stres bagi penderitanya, kemudian memengaruhi imunitas tubuh sehingga memperberat penyakitnya. Masih banyak wanita datang ke dokter dalam keadaan stadium kanker lanjut sehingga pengobatan menjadi bertele-tele, mahal dan berisiko kambuh atau metastase. Alasan malu, takut operasi, jarak rumah yang jauh, tidak ada yang mengantar, biaya mahal, dan sebagainya akan merugikan penderita maupun keluarganya.
Faktor Resiko Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara masih belum jelas. Walaupun penyebab kanker payudara belum diketahui, tetapi dasarnya adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dalam kelenjar payudara. Menurut para ahli, faktor yang berperan menjadi penyebab kanker payudara antara lain hormon estrogen, genetik dan lingkungan. Namun Anda tak perlu khawatir karena tidak semua wanita serta merta menderita kanker payudara. Ada faktor risiko yang bisa memicu timbulnya kanker payudara, yakni:
- Usia > 30 tahun
- Riwayat kanker payudara dalam keluarga
- Pernah mengalami kanker payudara
- Peningkatan paparan estrogen:
- Menarche (Menstruasi pertama) usia muda
- Menopause usia tua
- Terapi hormon/ kontrasepsi oral
- Tidak punya anak
- Tidak menyusui anak
- Hamil pertama > 34 tahun
- Gaya hidup (obesitas, merokok dan lain-lain)
- Paparan radiasi
- Pernah menderita kelainan jinak
Ada beberapa keadaan yang lebih memudahkan seseorang untuk terkena kanker payudara yang dikenal sebagai faktor risiko. Tetapi jangan diartikan bila kita mempunyai faktor itu akan pasti terjadi kanker.
Pertumbuhan Sel Kanker Payudara
Secara teori, seluruh bagian dalam payudara dapat berkembang menjadi kanker. Kelenjar payudara merupakan organ tubuh yang terdiri dari lobulus (bagian yang menghasilkan asi) dan duktus (saluran penghubung dari lobulus ke puting susu). Di antaranya, terdapat jaringan lemak dan jaringan ikat yang membentuk payudara sedemikian rupa. Tetapi dalam kenyataannya, hampir sebagian besar (85%) kanker payudara berasal dari sel di saluran (duktus), 5% berasal dari kelenjar (lobulus), dan sisanya dari sel lain.
Sifat yang paling membedakan kanker (disebut juga tumor ganas) dari tumor jinak adalah kemampuannya untuk tumbuh secara invasif ke jaringan sekitar (dengan merusak sel sekitarnya) dan kemampuannya untuk menyebar ke tempat yang jauh dari asalnya (metastasis). Sementara, karena tumor jinak mempunyai semacam simpai/kulit pembungkus, tumbuhnya hanya setempat dan bersifat ekspansif (mendesak ke sekitar tanpa merusak sel). Bila digambar secara skematis, sel kanker seperti bola dengan duri tajam yang dapat tumbuh merusak jaringan sekitar, sedangkan tumor jinak seperti bola dengan kulit yang licin yang tumbuh membesar tanpa merusak ke sekitarnya.
Baik tumor jinak, apalagi kanker (tumor ganas), membutuhkan waktu untuk tumbuh. Hanya saja kecepatan tumbuhnya berbeda. Uniknya, selain lebih cepat, kecepatan tumbuh kanker juga berbeda dari waktu ke waktu. Untuk mencapai ukuran kanker, dari tidak terdeteksi sampai sebesar 1 cm, membutuhkan waktu beberapa tahun. Semakin besar, semakin cepat pertumbuhannya. Seiring semakin besar ukurannya, kemungkinan untuk penyebaran ke tempat jauh (metastasis) pun semakin besar. Salah satu patokan untuk penentuan tingkat keparahan kanker (stadium) adalah ukuran kanker dan ada atau tidaknya metastasis.
Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara yang paling sederhana adalah dengan deteksi dini. Dengan deteksi dini kanker payudara, maka pengobatan kanker menjadi lebih cepat, murah, mencegah kekambuhan dan metastase. Semakin dini kanker terdeteksi, maka teknik operasi menjadi lebih bagus yaitu dengan teknik operasi Breast Conserving Surgery (BCS) tanpa mengangkat seluruh payudara. Bagi wanita keberadaan payudara sangat penting bagi penampilan sehingga teknik BCS ini sangatlah cocok.
- Breast Self Examination (BSE) / Periksa Payudara Sendiri (SADARI).
Pemeriksaan sebaiknya mulai dilakukan secara rutin sejak mulai usia remaja dan dilakukan 5-7 hari setelah selesai menstruasi. Hal ini berkaitan dengan pengaruh hormon estrogen ke payudara yang menurun sehingga hasil pemeriksaan lebih valid. Pemeriksaan ini dilakukan sambil berdiri di depan cermin atau sambil berbaring. Payudara diraba menggunakan telapak tangan secara melingkar perlahanlahan dari tepi menuju ke arah puting. Kemudian lihat apakah ada benjolan, apakah permukaan payudara timbul cekungan, apakah kulit payudara seperti kulit jeruk, apakah puting tertarik ke dalam, apakah ada cairan keluar dari puting, dan apakah ada borok di sekitar payudara.
- Clinical Breast Examination (CBE)
- Mamografi
Pemeriksaan ini dilakukan pada wanita yang pernah menyusui. Untuk wanita usia 40-50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mamografi 1 - 2 tahun sekali. Untuk usia di atas 50 tahun dianjurkan melakukan sekali dalam setahun.
- Ultrasonografi (USG)
Sekarang telah hadir 3D Sonomammogram yang mampu memberikan citra tiga dimensi dari anatomi payudara sehingga diagnosis payudara jadi lebih akurat dan komprehensif.
- Fine Needle Aspiration (FNA)
Cara Mengetahui Stadium Kanker Payudara
Stadium pada kanker secara umum, dapat dikatakan bahwa bila stadiumnya makin kecil atau makin dini, maka keberhasilan pengobatannya juga makin besar sebaliknya, bila stadiumnya lanjut, maka selain keberhasilannya kecil dan biayanya juga lebih besar. Dengan dasar tersebut, mutlak kanker harus ditemukan secara dini. Beberapa cara deteksi kanker, antara lain :
- Pemeriksaan payudara sendiri (sadari), dilakukan sebulan sekali, prinsipnya dengan meraba seluruh jaringan payudara;
- Pemeriksaan oleh tenaga medis, setahun sekali bersama pemeriksaan tahunan berkala
- Pemeriksaan dengan bantuan alat pencitraan seperti mamografi, USG dan MRI.
Cara pertama dan kedua paling mudah dan murah, tetapi ada kelemahannya, yaitu hanya dapat menemukan bila ukuran benjolannya sudah lebih dari 1 cm. Untuk deteksi dini, yang sangat dianjurkan adalah dengan bantuan alat pencitraan. Dari ketiga alat tersebut, yang sudah menjadi standar adalah USG dan mamografi. Untuk wanita di bawah 40 tahun, cukup dengan USG. Bila di atasnya, ditambah mamografi. Dianjurkan dilakukan setiap tahun sekali. Mamografi, terutama di bawah 50 tahun, dapat dikerjakan 2-3 tahun sekali.
MRI dilakukan dengan indikasi tertentu. masing masing alat mempunyai keunggulan dan kelemahan. Misalnya, mamografi hanya efektif pada usia di atas 40 tahun dan beberapa wanita merasa kurang nyaman. MRI bisa diaplikasikan untuk semua usia, tetapi biayanya paling mahal dan waktu pemeriksaannya relatif lebih lama. Oleh karena itu, sekarang ini USG banyak dikembangkan untuk dapat mengisi kekurangan yang ada. Saat ini, ada USG yang dikenal sebagai 3D sonomammogram. Alat ini semakin banyak digunakan. Selain karena hasilnya lebih akurat, alat ini juga lebih nyaman karena dasarnya gelombang ultrasonik.