Gelora Sriwijaya - Kejadian mengenaskan kembali terjadi.Seorang bocah kecil tewas ditangan ibunya sendiri setelah merengek-rengek minta uang untuk jajan.
Arin, salah satu balita korban pembantaian ibu kandungnya, digorok dalam keadaan sakit. Korban tak mau makan dan hanya meminta jajanan hingga memicu kemarahan ibunya.
Kepala Urusan Pembinaan Operasi Reserse Kriminal Polres Tulungagung Inspektur Satu Siswanto mengatakan pelaku berinisial Y mengakui perbuatannya saat diperiksa petugas. Ibu dua anak ini berkali-kali mengatakan keduanya sebagai anak nakal karena terus-menerus meminta jajan. "Sementara ibunya tak punya uang," kata Siswanto, Selasa, 17 April 2012.
Masih menurut pengakuan tersangka, dia membantai anaknya satu per satu dimulai dari yang sulung. Korban berusia 5 tahun yang tengah sakit itu digorok lehernya dengan sabit. Selanjutnya mayatnya digeletakkan di lantai ruang tamu. Disusul berikutnya dengan memanggil anak keduanya dan menggorok pada bagian leher hingga nyaris putus. Kakak-beradik berusia tiga dan lima tahun itu tewas di tangan ibu kandungnya.
Suratmin, paman korban, mengatakan Y tinggal bersama dua anak dan orang tuanya di rumah itu. Pada saat peristiwa sadis itu terjadi, kakek-nenek yang berprofesi sebagai buruh tani itu tengah pergi ke kantor kecamatan untuk mengurus pembuatan e-KTP. Mereka baru pulang kembali ke rumah pada sore hari dan mendapati peristiwa mengerikan itu. "Anak-anak itu tergeletak di ruang tamu," katanya.
Menurut Suratmin, kehidupan keluarga itu memang memprihatinkan. Suami Y menceraikannya tiga tahun lalu dan meninggalkan dua anak. Sejak itu, Y dan anak-anaknya menggantungkan hidup pada orang tua Y yang hanya buruh tani. Dia membenarkan bahwa pada saat itu, Arin, korban pembunuhan, dalam keadaan sakit.
Kepala Urusan Pembinaan Operasi Reserse Kriminal Polres Tulungagung Inspektur Satu Siswanto mengatakan pelaku berinisial Y mengakui perbuatannya saat diperiksa petugas. Ibu dua anak ini berkali-kali mengatakan keduanya sebagai anak nakal karena terus-menerus meminta jajan. "Sementara ibunya tak punya uang," kata Siswanto, Selasa, 17 April 2012.
Masih menurut pengakuan tersangka, dia membantai anaknya satu per satu dimulai dari yang sulung. Korban berusia 5 tahun yang tengah sakit itu digorok lehernya dengan sabit. Selanjutnya mayatnya digeletakkan di lantai ruang tamu. Disusul berikutnya dengan memanggil anak keduanya dan menggorok pada bagian leher hingga nyaris putus. Kakak-beradik berusia tiga dan lima tahun itu tewas di tangan ibu kandungnya.
Suratmin, paman korban, mengatakan Y tinggal bersama dua anak dan orang tuanya di rumah itu. Pada saat peristiwa sadis itu terjadi, kakek-nenek yang berprofesi sebagai buruh tani itu tengah pergi ke kantor kecamatan untuk mengurus pembuatan e-KTP. Mereka baru pulang kembali ke rumah pada sore hari dan mendapati peristiwa mengerikan itu. "Anak-anak itu tergeletak di ruang tamu," katanya.
Menurut Suratmin, kehidupan keluarga itu memang memprihatinkan. Suami Y menceraikannya tiga tahun lalu dan meninggalkan dua anak. Sejak itu, Y dan anak-anaknya menggantungkan hidup pada orang tua Y yang hanya buruh tani. Dia membenarkan bahwa pada saat itu, Arin, korban pembunuhan, dalam keadaan sakit.