Pembicaraan antara PNS dan Pegawai Swasta

By sulthan on Wednesday, May 29, 2013

Well well.. Malam ini ada cerita yang sangat menggelitik jemari saya. Gak tahan untuk tidak menulis post tentang ini. Ceritanya adalah tentang percakapan seorang PNS dengan pegawai swasta di perusahaan multi-nasional. Sebagai pegawai perusahaan multi-nasional bersuamikan PNS, saya punya sedikit komentar tentang percakapan mereka berikut ini.

Percakapan ini adalah kisah nyata dan terjadi via Blackberry Messenger (BBM). Kedua orang adalah teman satu angkatan yang sama-sama menimba ilmu di institut yang mempunyai slogan 'UNTUK TUHAN, BANGSA, DAN ALMAMATER".

Singkat cerita kedua orang ini menempuh jalur karir yang berbeda. Yang satu menjadi PNS di salah satu kementerian pusat, yang satu menjadi pegawai di perusahaan minyak multi-nasional. Dan inilah percakapan yang terjadi.

PSA = Pegawai Swasta
PNS = Pegawai Negeri Sipil

PSA:
Widiw
Calon mentri nih

Hahahaha
PNS:
Hahahaha
Aammmiinnn
Gw aminin aja dahh

PSA:
Hahhaha
Klo jd pejabat yg jujur ye
Jgn korup
 
PNS:
Hahahaha
Banyakan BUMN yg korup justru :p 

Om kayanya udah jd pejabat nih d ch**ron:D
PSA:
Sama ***
Bukannya PNS-peg bumn-pejabat terutaama bgtu
Kecewa lah
PNS:
Nah itu dia
Makanya kya lu gt yg benci korupsi masuk dong k PNS :D
PSA:
G mau :p
PNS:
Yahhh bsa nya kcwa doang tanpa memberi solusi nyata :p
PSA:
Gw bisanya membantu org tanpa. Harus jd pns
Klo jd pns gw g bsa bantu org, kecuali kor**
Hahaha
PNS:
Loh jd PNS justru bakal banyak bantu org karena lu merumuskan kebjakan untuk smua org,,:)
Karna bantu bukan skdar mmberi materi ;)
PSA:
Sejaauh ini blm ad yg scara sistem membantu om
Mgkn sistem nya udh bagus, tpi pelaksanaannya amburadul
G bsa dipungkiri, kadang kt g bsa nyalahin pns2 itu. Krn mgkn "keadaan" yg memaksaa
G mudah jadi pemimpin
Lu tau sndiri keadaan negri kt skr ky apa kan
PNS:
Nah klo mnurut om amburadul, y coba dbnahi dr dalem :D
PSA:
Liat berita, jujur miris
Takutny gw klo masuk ke dalam, akan ikut ambuuradul
Ikut amburadul atau tersingkir
Cuman 2 itu oom
:p
PNS:
Dengan kapasitas lo kan psti fokus membenahi,karna g bsa klo cm sglintir org doang :D
PSA:
Bagian lu
Klo itu gw nyerah
Hahhaha
PNS:
Hahaha jawaban yg sama dgn yg lain,,
PSA:
Gw ppercaya lu bisa
Hahhaha

Well.. At the end, mau jadi pegawai swasta ataupun PNS, karyawan ataupun pengusaha adalah pilihan masing-masing dan tidak ada yang salah akan hal itu karena setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya masing-masing. Dan sejahtera/tidak nya seseorang tidak bergantung pada pekerjaan dan penghasilannya. Hanya saja, rasa-rasanya tidak adil jika kita menilai pekerjaan orang lain hanya berdasarkan pada 'katanya', 'lihat di berita', atau alasan-alasan skeptis lain yang tidak didasari pengalaman pribadi atau hasil generalisir yang tidak masuk akal. Kita tidak akan pernah tahu betapa sulitnya pekerjaan seseorang kalau kita tidak benar-benar mencobanya sendiri, apalagi ini ngurusin negara. Kalau kata Sherina dulu mah "Lihat segalanya lebih dekat dan kau akan mengerti".. Kalau gak lihat dari dekat, mending diem aja deh. Bantuin juga engga kan.. Hehehe

Selain itu, sebagai sesama alumni dari institut yang (katanya) terbaik di Indonesia ini (sampai salah satu kolega sama orang Amerika mengakui kalau kampus ini adalah MIT nya Indonesia), saya berasa malu.. Karena:

1. Saat kita pertama masuk kampus tersebut, kita sudah disambut dengan spanduk besar bertuliskan "SELAMAT DATANG PUTRA DAN PUTRI TERBAIK BANGSA" menurut saya itu adalah amanah yang sangat besar. Masuk kampus tersebut bukanlah jalan pintas untuk menjadi orang kaya, orang hebat, atau pejabat, tapi merupakan sebuah proses untuk menjadi 'change maker' untuk menarik sebanyak-banyaknya manusia Indonesia maju bersama kami.

2. Saya yakin jika Bung Karno, Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Ciputra, Purwa Caraka, Jero Wacik, atau Goris Mustaqim hanya berfikir 'duit' dan skeptis+pesimis sama negerinya sendiri, mereka gak akan jadi seperti sekarang ini, bisa memberikan pekerjaan untuk ribuan orang, speak up untuk kepentingan masyarakat, atau dengan kata lain 'membantu banyak orang'.

3. Sejak ospek, kami selalu ditekankan tentang pentingnya berbakti untuk bangsa. Bahkan proyek akhir ospek kami pun pengabdian masyarakat mulai dari mempercantik sekolah SD sampai mendesain dan membangun sistem pipa pengairan di suatu kampung. Saya rasa, pengalaman-pengalaman tersebut cukup untuk membangkitkan common sense kami bahwa bangsa ini membutuhkan kontribusi kami..

Dan menjadi PNS itu..

Menurut saya adalah salah satu kontribusi terkecil yang bisa dilakukan orang-orang hebat untuk bangsanya. Terlepas dari kampus atau sekolah manapun mereka menimba ilmu. Suami saya PNS, dan saya sangat bangga dengan itu. Saat dia memutuskan untuk menjadi PNS 2 tahun yang lalu dan saya tanya: "Kenapa??", jawabannya adalah "Karena ini masanya generasi kita. Kalau bukan kita, siapa lagi?".. Saya terharu, dan sejak saat itu saya berjanji sama diri sendiri untuk selalu siap mem-back up dia dengan bekerja sekaligus berbisnis. Jiwa pengabdian suami saya juga menyemangati saya untuk terus berbagi mengamalkan ilmu saya. Menjadi pengajar sukarela, menulis blog, dan berbagi ilmu lewat facebook page karena pada kondisi saya yang sekarang, cara itulah yang bisa saya lakukan sebagai bentuk pengabdian..

Tanpa melihat kampus atau lulusan mana, menurut saya orang yang bersedia menjadi PNS itu pengabdiannya luar biasa dan mendengar cerita dari suami saya, saya bangga karena PNS sekarang sudah banyak yang betul-betul berintegritas dan berkualitas. Contohnya saja di Badan Koordinasi Penanaman Modal, pada saat kepemimpinan Pak Gita Wirjawan, seluruh karyawannya diwajibkan untuk memiliki score TOEFL minimal 600. Terang saja, BKPM merupakan salah satu lembaga 'depan' yang akan berhadapan langsung dengan investor asing. Kantornya pun sudah memakai sistem finger print, yang artinya gak boleh ada yang telat datang. Itu satu contoh kecil, masih banyak contoh lainnya yang oke-oke, seperti misalnya banyak yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Dan kalau soal korupsi, KPK kan gahar bgt sekarang, sudah ada layanan lapor KPK SMS ke 1575 pula, jadi proses menuju bebas korupsi itu ya sedang kita lakukan.

Semua itu pasti tidak terlepas dari kontribusi anak bangsa yang MAU turun langsung untuk membenahi. Nah sekarang, siapa yang mau dukung kalau bukan kita-kita ini? Generasi muda Indonesia.. Yuk ah semangat!! ;)

PS: tidak perlu minta izin, jika artikel ini dirasa bermanfaat, silakan share. :)
Selengkapnya

Composting dan Worm Farming

By sulthan on Wednesday, May 8, 2013

Dalam post sebelumnya, saya membahas berbagai macam cara untuk mengolah sampah di rumah. Nah, pada pos kali ini, saya akan angkat lebih detail tentang composting dan worm farming. Saya yakin sudah banyak sekali orang di Indonesia yang mendengar istilah composting atau mengompos, tapi worm farming atau berternak cacing, sepertinya belum banyak yang tahu. Nah, apa perbedaan dan persamaan antara keduanya?

Persamaan yang paling utama adalah dua-duanya mengandalkan jasa cacing dan jasad renik di dalam tanah karena prinsipnya adalah mengubah sampah menjadi kompos (tanah gembur). Selain itu, dua-duanya juga sama-sama untuk mengolah sampah organik non-lemak dan non-olahan susu (karena bahan-bahan tersebut dapat mengundang 'tamu tak diinginkan' seperti tikus). Dua-duanya juga sama-sama menghasilkan kompos, mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan banyak biaya. Nah lalu apa yang membedakan keduanya?

1. Wadah.
Composting memerlukan tempat sampah atau ember bekas yang bawahnya sudah dibolongi dan agak ditanam ke tanah (untuk memberi akses pada cacing), sedangkan worm farming memerlukan container yang berundak untuk tempat cacing tersebut berkembang biak.

Contoh Composting Bin

Contoh Worm Farm

2. Asal Cacing.
Composting mengandalkan pada 'mengundang cacing' untuk datang ke tempat sampah kita, sedangkan worm farming, cacing nya sengaja disebar di dalam container dari awal dan mereka hidup disana.

3. Hasil/Output
Composting hanya menghasilkan kompos (tanah gembur), sedangkan worm farming, karena perlu disiram secara regular untuk menjaga kelembapan, juga menghasilkan worm juice (air hasil siraman) yang kaya akan nutrisi dan bisa digunakan untuk menyiram tanaman.

Nah, gimana, sudah mulai kebayang kah? Untuk cara kerja dan step by step pembuatannya akan dibahas di post selanjutnya ya! ;)

Cheers,
BS

Selengkapnya

Mengelola Sampah di Rumah

By sulthan on Tuesday, May 7, 2013

Pernahkah terpikir kemana perginya sampah plastik, kemasan, cangkang teur, makanan bekas, kaleng yang kita buang di tempat sampah rumah kita? TPA? Ya, mungkin.. Tapi habis itu kemana lagi? Tidak mungkin menghilang begitu saja kan? Sampah plastik yang menumpuk di TPA baru akan terurai setelah 1000 tahun. Efeknya? Masa dunia mau dipenuhi sampah plastik? Tanah pun jadi 'mati' dan tidak produktif karena plastik menghalangi masuknya udara ke dalam tanah. Selain itu, sampah organik seperti makanan bekas jika terus ditumpuk bisa menghasilkan gas yang sewaktu-waktu bisa meledak. Jadi harus bagaimana dong? Salah satu caranya adalah 'mengutak-atik' sumber pertama sampah tersebut: RUMAH KITA.

Mengelola sampah di rumah bukan berarti hanya menjaga agar rumah tetap bersih, namun juga bertanggung jawab atas dampak sampah tersebut. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:



1. Composting and Worm Farming
Keduanya ditujukan untuk mengelola sampah organik (bukan olahan susu dan lemak). Hasil akhirnya adalah kompos atau tanah gembur yang bisa kita sebar di taman untuk meningkatkan kualitas tanah.

2. Memilah sampah.
Ini yang paling simple. Untuk permulaan pilih basah (organik) dan kering (anorganik). Pasti bisa kok! Ibu-ibu di Jepang saja sudah bisa memisahkan sampah sampai 8 golongan. Jika kita ingin maju, ayo berpikiran maju! ;)

3. Wastewater garden.
Ini adalah taman yang didesain sedemikian mungkin untuk menetralisir grey dan black water (air bekas cucian dan toilet) kita supaya netral sebelum akhirnya dibuang ke selokan/got. Bentuknya seperti taman biasa, tidak mengganggu estetika.

3. Reduce
Mengurangi sampah. Hal ini termasuk: membawa kantong sendiri jika belanja, memilih produk yang menggunakan packaging lebih sedikit, menggunakan barang-barang seperti tissue, kertas, dan kapas secara bijak, dll.

4. Reuse
Menggunakan kembali. Misalnya menggunakan botol selai untuk mengembangkan bibit tanaman, menyumbangkan pakaian yang suah tidak terpakai, membeli barang di toko barang bekas, dll.

5. Recycle 
Mendaur ulang. Untuk yang satu ini, proses nya memang tidak bisa dilakukan sendiri di rumah. Walaupun demikian, kita bisa mendukungnya dengan melihat tanda 'dapat didaur ulang' di kemasan produk, dan memisahkannya saat membuang sampah.

Untuk lebih jelasnya tentang pengelolaan sampah ini, saya akan regularly update post nya oke! Biar kita bisa belajar bareng-bareng.. :)
Selengkapnya

"what is internet in hindi" || internet kya hai (in hindi)

What is internet in hindi ||history of internet in hindi "What is internet in hindi", today we all are trying to know about what i...