Direct Flash VS Bounce Flash

By sulthan on Monday, December 24, 2012

Flash kebanyakan dipakai pada saat memotret di indoor atau keadaan dimana kukurangan cahaya, tetapi kalau kita tidak mengerti cara pelaksanaannya maka hasil foto tidak akan maksimal, bisa saja terlalu terang atau kurang terang. Jadi didalam artikel ini saya ingin menjelaskan perbedaan dari direct flash dan bounch flash.
Direct Flash auto mode, f/2.8   1/60   ISO 200
Direct Flash auto mode, f/2.8 1/60 ISO 200
bounce flash, f/4   1/25   ISO 200
bounce flash, f/4 1/25 ISO 200
Direct flash

Adalah cahaya flash yang langsung diarahkan ke objek. Cara ini adalah cara yang paling umum dipakai setiap orang, biasanya pada kamera digital poket/DSLR sudah tersedia fasilitas tersebut.
Apa yang terjadi ketika kita menggunakan direct flash:

  1. Warna objek terlihat tajam dan flat, cara mengatasinya coba kurangi shutter speed menjadi 1/15 atau 1/30 (tergantung sikon) dan jarak antara kamera dengan objek jangan terlalu dekat, selain itu bisa juga menggunakan defuser, kalau pada kamera pocket bisa menggunakan tissue dipasang didepan flash.
  2. Terdapat bayangan yang keras dibelakang objek, jadi cobalah untuk menjauhkan objek dengan background untuk mengurangi bayangan yang keras.
  3. Muncul efek mata merah (red eye), ini bisa terjadi karena pupil mata yang membesar pada saat cahaya gelap, tiba-tiba dikejutkan cahaya flash yang terang, yg berakibat cahaya dari pupil memantul ke lensa kamera, terjadilah red eye.Jadi gunakanlah red eye reduction di ruangan gelap, kalau masih merah akali dengan mengubah sudut datangnya cahaya flash agar tidak langsung mengenai mata.
  4. Terkadang dengan mode auto, objek yang difoto terlihat terang dan latar belakangnya terlihat gelap, jadi coba gunakan speed rendah, jangan takut hasilnya blur, karena objek yang terkena flash sudah dibekukan (freeze), cara ini bisa dikukan mode shutter priority dimana bisa merubah speed shutternya dan aperturenya otomatis mengikuti sendiri, kalau mode M keduanya bisa dirubah sesukanya.
Fill-in Flash

Seperti direct flash tetapi kekuatan cahaya yang dikeluarkan sekedar untuk menyeimbangkan antara warna objek dan bayangan. Biasanya cara ini dipakai pada saat sumber cahaya sangat keras dan terdapat bayangan yang keras pula dari suatu objek. Selain itu digunakan pada saat cahaya berada di belakang objek, kecuali memang  ingin mendapatkan hasil foto siluet (objek gelap dan background terang). Dengan demikan gunakan flash untuk fill in objek tersebut.

Bounce Flash

Bounch flash adalah cahaya flash yang bisa dipantulkan sesuai keinginan kita, biasanya kalau didalam ruangan dipantulkan ke atap-atap ruangan sehingga cahaya yang datang ke arah objek jauh lebih lembut/lunak daripada direct flash yang justru menyebabkan penerangan kasar (harsh) dan juga menyebabkan detail-detail tertentu hilang.

Cuma sayangnya untuk digital kamera pocket yang bisa dipasang external flash tidak banyak, untuk canon cuma tipe powrshot G9, sekarang sudah keluar yang G10 yang terdapat hot shoe untuk pemasangan external flash, lagian kamera ini dibilang kecil juga tidak, harga juga relatif mahal, cuma hasilnya sih bagus selama settingannya tepat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bounce flash, yakni;

  1. Misalnya kita hendak memotret objek yg berjarak 3 meter dari kita. Jika dalam posisi 0 derajat (direct flash) aperture yg dipakai adalah f/8, maka kalau ingin flash diarahkan 45 derajat (bounce), kita harus melebarkan aperture 1 stop menjadi f/5.6. Kalau flash diarahkan 90 derajat aperturenya dilebarkan 2 stop menjadi f/2.8. tentu saja ini sekedar panduan, pelaksanaannya tergantung di lapangan.
  2. Biasanya teknik bounce dipakai di dalam ruangan, bukan berarti ruangannya seperti hall, karena jika jarak antara cahaya flash ke atap terlalu jauh, hasilnya sama saja seperti tidak memakai flash, cuma mengandalkan ambient light (cahaya dalam ruangan).
  3. Lebih baik bidang pantulnya berwarna putih dan jangan yang gelap, sebab selain warna putih akan menyebabkan foto tercampur dengan warna cahaya tersebut dan kalau bidangnya gelap, cahaya flash akan mudah terserap.
  4. biasanya cahaya dari atas dapat menyebabkan bayangan keras seperti dibawah hidung atau leher, ini bisa diatasi dengan ditempelkannya card putih pada head flash yang diarahkan ke objek, biasanya ada beberapa flash yang sudah tersedia fasilitas itu.
Tanpa Flash

Apakah memotret tanpa flash bisa menghasilkan foto yang bagus?
Sebenarnya memotret tanpa flash tidak dianjurkan kecuali kalau memang cahaya sudah cukup memadai. Selain itu ada juga tempat-tempat tertentu yang tidak boleh menggunakan flash, jadi salah satu trik yang bisa digunakan adalah memperbesar ISO, semakin besar nilai ISO, semakin besar pula kepekaan cahaya dalam suatu ruangan, kemudian  speednya juga harus lambat. Mungkin untuk digital kamera pocket agak susah, mengingat kalau ISO tinggi gambar yang dihasilkan noise (bintik-bintik kasar). Kalau anda punya lensa yang bukaannya besar lalu ada IS (image stabilizer) pasti bisa bagus hasilnya, cuma sayang harganya selangit 
ISO 200 tanpa flash f/2.8   1/6
ISO 200 tanpa flash f/2.8 1/6
ISO 800 tanpa flash f/2.8   1/25 (lebih terlihat noise)
ISO 800 tanpa flash f/2.8 1/25 (lebih terlihat noise)

Contoh ini menggunakan camera Canon Powershot G9

model sih kurang bagus dan tebal, tapi hasil fotonya lumayan
model sih kurang bagus dan tebal, tapi hasil fotonya lumayan

LCD besar tp preview di LCD tidak sama dgn di computer, lebih kasar di camera
LCD besar tp preview di LCD tidak sama dgn di computer, lebih kasar di camera

bagusnya ada hot shoe buat flash external
bagusnya ada hot shoe buat flash external

Sumber : http://dannyprijadi.wordpress.com/

Image and video hosting by TinyPic
Selengkapnya

Apa itu Fotografi

By sulthan on Wednesday, December 19, 2012

Apa itu Fotografi ?

Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan gambar dan cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke lensa kemudian diteruskan ke bidang film, sehingga menghasilkan gambar.
Mengenal Kamera dan bagian-bagiannya :
Ada beberapa jenis kamera seperti:
1.View finder kamera
2.View kamera
3.Twin lens camera (Box)
4.S.L / Single Lens Refflex
5.Instamatic camera
6.Palaraid kamera
7.Kamera digital

Bagian-bagian kamera

Lensa
Menurut macamnya dikenal lensa normal sudut lebar, lensa dan lensa tele. Lensa normal adalah lensa yang sudut pandangnya serupa mata kita. Jarak antara lensa dengan film normal (50 mm). Sudut lebar adalah lensa yang panjang fokalnya lebih kecil dari normal. Dan lensa tele adalah lensa yang panjang fokalnya lebih besar dari normal.
Gabungan dari ke tiga lensa disebut lensa zoom (zoom lens).
Selain itu masih ada lensa tambahan seperti lensa makro, lensa C.U dan lain-lain

Diafragma
Diafragma adalah sejumlah lempengan-lempengan baja yang dapat diatur, sehingga lubang menjadi besar atau kecil. Bilangan diafragma disebut stop biasanya disingkat F.
contohnya : F4 ,F5, F8 dan seterusnya.
Diafragma bisa diatur dengan merubah angka skala diafragmanya yang terdapat pada gelang yang melingkar pada lensa dengan angka-angka 1,4. 2,8 . 4,5 . 6,8. 1,1. 16.
Kecepatan /rana /shutter speed
Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik
Fungsi rana atau kecepatan adalah sebagai alat pembuka dan penutup masuknya cahaya kebidang film serta untuk melindungi film dari cahaya.
Rana pada kamera ada dua macam menurut gerakannya: Rana pusat dan Rana celah.
Biasanya angka kecepatan pada kamera tertulis T.B, 1.2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 700, 1000, dan sebagainya. Angka-angka 1.2, 4, 8,15 menunjukkan lamanya waktu membuka kecepatan 1 detik, 1/4 detik, 1/8 detik, 1/15 detik dan seterusnya.
T: time, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan kalau ditekan lagi akan menutup.
B: Blub, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan jika dilepas akan menutup.
T dan B : dipergunakan untuk pencahayaan lebih dari 1 detik.

Fokus (Pengatur Jarak)
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.
Untuk menajamkan gambar pada bidang film kita perlu mengatur jarak atau focus pada kamera dengan cara memutarnya lalu melihatnya pada jendela bidik.
Untuk memfocuskan gambar pada kamera ada beberapa macam: kaca buram, gambar geser, gambar rangka, micro prisma.

Skala tajam (ruang tajam)
Ada tiga faktor yang menentukan ruang tajam yaitu:
Lensa, masing-masing lensa menghasilkan ruang tajam yang berbeda.
Jarak pemotretan, makin jauh objek yang kita fokuskan, makin luas ruang tajamnya.
Diafragma, makin kecil lubang diafragma, makin luas ruang tajamnya. Makin besar lubang diafragma, ruang tajamnya semakin sempit.

Film
Film yang dijual dipasaran ada dua macam yaitu: film negatif dan film positif.
Film negatif terbagi dua: film negatif B/W dan negatif color dan film positif pun terbagi dua B/W dan color. Masing-masing pabrik mengeluarkan standar kepekaan film umpamanya ASA Amerika , JIS jepang dan DIN Jerman. Film yang ber ASA tinggi berbutir kasar dan film yang ber ASA rendah berbutir halus. 
Hal-hal yang penting diperhatikan waktu membeli film baik film negatif atau positif yaitu :
  • pada masa kadaluarsa film, 
  • bahan prosessing, 
  • tempat menjual film kena terik matahari atau terlindung. 
  • Setting Kamera Untuk Melakukan Pemotretan
  • Siapkan Kamera yang akan dipergunakan
  • Bersihkan body kamera dari debu menggunakan brower atau kain planel.
  • Bersihkan lensa kamera dengan lens cleaner (pembersih lensa).
  • Pasang lensa ke body kamera. Perhatikan titik yang ada di lensa dan yang
  • dibody kamera harus saling ketemu kemudian putarlah lensa berlawanan arah jarum jam sampai tertedangar bunyi klik.
  • Pasang batu baterei kamera.
  • Pasang pegangan lensa seperti filter dan sun cup
  • Mengisi film
  • Cabutlah engkol kombinasi penggulung film ke atas sampai punggung kamera terbuka secara otomatis.
  • Masukkan film ke dalam kamera jepit film dengan baik dan forforator film harus masuk di gigi pembawa film.
  • Film yang mengandung emulsi menghadap ke lensa kamera.
  • Kemudian tutup punggung kamera dan tekan sampai terdengar klik.
  • Untuk mengetes apakah film sudah terpasang baik atau tidak, kokanglah kamera apa bila engkol penggulung film berputar ke arah yang berlawanan dengan arah panah penggulung film, berarti film sudah terpasang dengan benar.
  • Menyetel kecepatan ASA film dan kecepatan rana
  • Pastikan ASA yang digunakan dan sesuaikan kecepatan rana dengan kemampuan anda.
  • Hindari menggunakan kecepatan rendah, karena gambar akan kabur bila anda memotretnya kurang mampu, gunakan kaki tiga bila anda terpaksa menggunakan kecepatan rendah.
  • Peganglah kamera dengan tangan kiri,
  • posisi kaki kuda-kuda dan mata mengintip di jendela pengamat.
  • Memfokuskan lensa,
  • Intiplah kedalam lubang pengamat dan arahkan kamera, sehingga objek utama tampak ditengah
  • lingkaran kecil poros mikroprisma.
  • Cara memfokus gambar patah (split image),
  • Putarlah gelang fokus sampai bagian atas dan bawah dari split image dalam lingkaran poros mikroprisma bertemu membentuk objek yang utuh.
  • Cara fokus mikroprisma
  • Putarlah gelang fokus sampai objek dalam lingkaran poros mikroprisma
  • tampak terang.
  • Kalau anda kesulitan dengan cara diatas waktu memfokuskan, gunakannlah seluruh bidang kaca sekeliling lingkaran poros mikroprisma, cara ini biasa digunakan pada pemotretan malam hari.
  • Atur komposisi sesuai dengan storyboard (rancangan gambar).
  • LS: long shoot, FS: fokus shoot, MS: medium shoot, CU:clouse up
Membuat tulisan dengan latar belakang pemandangan
Dengan cara mounting
  • Tulisan langsung dibuat diatas kertas foto atau gambar lain sesuai selera anda.
  • Membuat tulisan diatas plastik transparan lalu ditumpuk dengan gambar yang anda inginkan.
  • Lakukanlah pemotretan menggunakan lensa CU atau Macro lens.

Multi Expose
  • Membuat tulisan dulu diatas kertas hitam pekat usahakan tulisan warnanya kontras.
  • Lakukan pengambilan gambar tulisan tadi dengan diafragma kamera naik 2 stop dari posisi pencahayaan normal.
  • Tekan tombol perewin film untuk kamera yang tidak dilengkapi dengan multi expose. Kemudian kamera dikokang kembali.
  • Lakukan pengambilan gambar diluar sesuai dengan selera anda dengan pencahayaan naik ½ stop dari pencahayaan normal.

Super Infus
  • Membuat tulisan dahulu diatas kertas putih tulisan hitam.
  • Potret tulisan tersebut menggunakan film artho/high contras for slide title dan proses film tersebut. Maka akan diperoleh tulisa negatif hitam putih, kemudian klise negatif tersebut di kontek ke film artho dan proses maka akan diperoleh klise positif hitam putih.
  • Siapkan slide color yang akan dijadikan background.
Sekarang tumpuklah ketiga film tersebut dengan urutan sebagai berikut:
1.Film negatif high contras /ortho
2.Film positif high contras / ortho
3.Film slide color untuk backgroundnya
  • Lakukan pemotretan film no.2 dan no.3 di atas kotak lampu dan lampunya dalam posisi menyala.
  • Tekan multi expose kamera kemudian kamera dikokang kembali.
  • Cabut film no.2 dan no.3 dan lakukan pemotretan ke film no.1.
  • Kalau ingin tulisannya berwarna pasanglah filter warna di depan lensa kamera anda.
Prinsip-prinsip Komposisi Fotografi
Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagian-bagian dari gambar (misalnya garis-garis, bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar. “Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan”, merupakan salah satu prinsip yang baik.
1.Subjek
Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto.

2.Penempatan subjek utama
  • Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen pelengkap.
  • Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu lebih besar dari bagian lainnya.
  • Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang gelap.
3.Titik pandang
Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas.
4.Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak.
Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau melihat sesuatu.
5.Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang ingin Anda komunikasikan.
Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak membingungkan atau merusak komposisi.
6.Cahaya dan bayangan.
Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya.
7.Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.
Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan. Berapa jarak subjek yang sebaiknya tampak dalam gambar ?
Selengkapnya

Jenis - jenis Lensa

By sulthan

Lensa terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan focal length / rentang lensa.

Lensa Prime atau Fixed focal length
Prime lens adalah lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa zoom. Lensa prime terkenal untuk potret, kegiatan olahraga dan lain-lain. Beberapa lensa prime yang sering terkenal dan sering digunakan yaitu 50mm, 85mm, 135mm, dan 300mm. Perbedaan antara lensa prime dengan lensa zoom dapat dibaca disini.

Lensa Standard Zoom 
Lensa ini disering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto Anda kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya. Wide Angle Zoom Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.

Telephoto Zoom 
Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, fotojurnalistik dan banyak lagi. Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.

Lensa Superzoom (lensa sapu jagat) 
Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.

Lensa Makro 
Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.

Demikian tipe-tipe lensa umum yang Ada, semoga membantu Anda dalam memutuskan lensa yang paling cocok digunakan untuk kesempatan yang ada.

Sumber : http://www.infofotografi.com/
Selengkapnya

Tehnik Manual Mode

By sulthan

Pada awalnya sebelum mengerti fotografi saya sering menggunakan auto mode atau P mode untuk motret, tapi setelah dipikir-pikir harga kamera DSLR ini tidak murah sayang kalau fungsinya tidak digunakan optimal, akhirnya saya mencoba untuk mempelajari cara menggunakan manual mode.

Tidak sampai sebulan sedikitnya sudah paham meskipun sampai sekarang masih perlu banyak bimbingan dari org yg lebih berpengalaman. Sekarang ini, pengalaman yang dulu saya alami ingin saya bagikan kepada para pemula yang benar2 ingin belajar fotografi, anggap aja mulai dari nol.

Ada beberapa basic step yg perlu dipahami supaya bisa menggunakan manual mode.

I. LENSA

pertama yang perlu dipelajari adalah spesifikasinya lensa, saya ambil contoh lensa kitnya canon 350D yaitu EF-S 18-55  f/3.5-5.6  USM.

Apa yang dimaksud EF-S ?

Lensa EF-S ini hanya bisa digunakan di kamera APS-C salah satunya canon 350D yang harganya jauh lebih murah daripada lensa EF yg digunakan untuk kamera 35 mm Full Frame seperti canon 5D atau 1D. Sebenarnya lensa EF sendiri juga bisa digunakan di kamera APS-C tetapi ada pemotongan gambar istilah kerennya crop factor. Untuk detailnya bisa baca di wikipedia dulu, ini linknya APS-C dan EF-S

Apa yang dimaksud 18-55?

Ini istilah kerennya ‘focal length’ disingkat FL kalau FL nya 18 mm berarti sudut pandangannya(zoom) lebar artinya bisa untuk  foto pemandangan atau foto group, semakin tinggi nilai FL nya semakin sempit sudut pandangnya, 55 mm menurut saya lumayan sempit cocok buat foto portrait. Kalau mau lebih sempit biasanya 70 mm keatas, sedangkan untuk lebih lebar bisa coba 11mm, tapi 18 mm saya rasa sudah lumayan lebar. Semua tergantung kebutuhan.

Apa yang dimaksud 18-55mm f/3.5 – 5.6 yg biasa kita sebut aperture/diafragma istilah kerennya ‘bukaan’

Coba perhatikan angka f/2.8, 5.6, 11 di  gambar bawah, mungkin ada orang yg berpikir kalau 2.8 < 22 maka seharusnya 2.8 bukaan kecil dan 22 bukaan besar. Itu pikiran yg salah, sebenarnya maksud penulisan f/2.8 = 1/2.8 dan f/11 = 1/11, jadi dalam hitungan matematika 1/2.8 > 1/11 yang berarti semakin kecil angka f  semakin besar bukaannya yg biasa kita sebut bukaan besar, sedangkan kalau  angka f-nya semakin besar bukaannya justru semakin kecil.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada orang yang bilang ‘coba pakai f kecil’ dan ada juga yang bilang ‘coba pakai bukaan besar’, Keduanya mempunyai arti yang sama, jadi jangan sampai bingung, pakai salah satu sebagai acuan anda sendiri, kalau saya pribadi lebih senang pakai kata bukaan besar/bukaan kecil.

f28f56
f11Jadi yang dimaksud dari angka 3.5 mm pada lensa kit canon 350D adalah angka maksimum bukaan terbesar pada focal length 18mm, tidak mungkin kalau anda menginginkan FL 18 mm dg bukaan 2.8 (bukaan yg lebih besar) tapi kalau bukaan lebih kecil seperti 5.6  sampai 22 masih bisa, tergantung dari spec-nya kamera. Begitu sebaliknya maksud angka 5.6 pada lensa adalah angka maksimum bukaan terbesar pada focal length 55mm, kalau anda menginginkan bukaan 3.5 pada FL 55mm itu tidak mungkin. Kalau misalnya anda punya lensa EF 24-70 f/2.8L USM, ini berarti FL mulai 24 – 70 bisa menggunakan f/2.8, maka itu untuk lensa seperti ini harganya selangit, bahkan melebihi harga body canon 350D.

  • Sekarang saya ingin menjelaskan sedikit tentang gambar tadi yg diatas. Coba perhatikan gambar kiri yg pertama, camera diasumsikan di tulisan f/2.8 atau gambar aperture. Kenapa kalau lensa yang nilai f-nya semakin kecil spt 1.4 atau 2.8 fixed selalu mahal, memang banyak faktor yg membuat lensa tsb mahal, tapi yg perlu anda ketahui semakin nilai f-nya kecil seperti f/2.8, objek yg di titik fokuskan jauh lebih tajam, detail daripada f/5.6  dan untuk backgroundnya juga jauh lebih blur daripada f/5.6.
  • Sedangkan di gambar ke 2, objeknya masih tajam tapi tidak setajam yang pertama, backgroundnya juga tidak terlalu blur
  • Dan yg terakhir semua objek tajam tapi tidak setajam kedua dan pertama, biasanya selain menggunakan f/11 bisa juga coba f/8.

II. ISO

Hal ke 2 yg perlu diketahui adalah ISO. kata ISO sama dgn ASA seperti pada kamera manual yang memakai roll film. Cuma yg perlu anda ketahui, semakin rendahnya angka ISO seperti 100, tingkat kepekaan cahayanya semakin kecil maksutnya jika memotret di dalam ruangan agak remang2 dengan menggunakan ISO 100 (rendah) maka hasilnya akan gelap, tapi lihat kebutuhan juga karena kadang memang disengaja untuk mendapat hasil yg dramatis, biasanya kalau saya ISO 100 dipakai waktu outdoor dan cuaca cerah.

Begitu sebaliknya semakin tinggi nilai ISO misalnya 1600, semakin besar tingkat kepekaan cahayanya, biasanya ISO 1600 digunakan pada saat situasi terjepit misalnya tidak boleh menggunakan flash dan kondisi ruangan gelap, hasilnya mungkin bisa terang tapi gambar kasar (noise), seperti bintik2 warna warni.

kalau saya sendiri misalnya motret di ruangan, saya pakai ISO 200 juga terkadang 400, untuk 800 dan 1600 sangat jarang, tergantung kebutuhan.

III. Shutter

Hal ke 3 adalah shutter, bahasa kita adalah kecepatan rana. pengertian shutter adalah lamanya waktu aperture buka, maksudnya begini, di manual mode waktu anda set bukaan 5.6 dan shutternya 1oo, ketika anda tekan full tombol rana (click), aperture akan membuka besarnya 1/5.6 spt gambar diatas selama 1/100 detik.

Untuk kamera 1000D ada fasilitas BULB, ini maksutnya lama waktu bukaan aperturenya ditentukan oleh kita sendiri, misalnya anda set bukaan 5.6 lalu shutternya BULB, di 1000D waktu anda tekan clik penuh, tombolnya jangan dilepas, tahan/hold selama anda mau misalnya 20 detik lalu lepas, hasilnya pasti hancur karena f/5.6 lumayan besar dan 20 detik bukan waktu yg singkat.

Tapi coba aja pada waktu malam hari di atas gedung memotret jalanan yg banyak mobil lalu lalang, lalu set f/22 dan shutternya bulb, lalu click dan hold selama 20 detik, hasilnya mungkin masih bagus, lampu2 mobil di jalan raya seperti kelihatan garis2 mengikuti jalan, tapi dgn catatan mobil yg lalu lalang sedikit, kalau banyak jgn 20 detik, terlalu lama.
hasilnya kira2 seperti ini
hasilnya kira2 seperti ini
Bagaimana kalau shutter tinggi seperti 1/250, coba aja cari objek air terjun/air mancur/paling gampang air kran, yg pertama menggunakan shutter rendah bisa bulb, 10″, 5″ dan yg kedua 1/200, hasil yang pertama airnya kelihatan ngalir terus dan yg ke 2 airnya terlihat seperti berhenti. Kenapa bisa demikian? karena 1/250 merupakan waktu yg sangat cepat sehingga bisa membekukan suatu objek, sedangkan 5″ adl waktu yang lama, sensor kamera mengambil gambar terus-terusan selama 5 detik akibatnya gambar sepertinya bergerak hidup. Keduanya sama2 bagus tergantung situasi, kondisi, dan penggunaannya.
shutter rendah
shutter rendah
shutter tinggi (cepat)
shutter tinggi (cepat)

IV. Flash

Kalau di luar ruangan dan cuaca cerah mungkin flash tidak dibutuhkan kecuali mungkin objeknya terkena bayangan pohon, daun, topi, dll baru flash bisa digunakan sebagai fill in, bisa juga digunakan waktu sumber cahaya berada di belakang objek kecuai kalau mau foto siluet.

Kalau di dalam ruangan internal flash bisa saja dibutuhkan, untuk 350D dilengkapi fasilitas metering cahaya gunanya untuk mengetahui sebelum dipotret apakah nanti hasilnya over expose (terlalu terang) atau under expose (terlalu gelap). Tapi kalau saya pribadi agak ngga begitu percaya dengan meteringnya 350D dan juga saya agak ngga suka hasil foto yang langsung memakai direct flash. untuk lebih detailnya bisa lihat di artikel saya yg lain mengenai flash.

Manual Mode

OK, sekarang saya ingin bahas mengenai penggunaan pada manual mode di canon 350D, memang ini bisa kita pelajari lewat buku manualnya tapi terkadang masih bingung juga. Ini saya coba jelaskan pakai versi saya sendiri, semoga aja ngga tambah bingung 
anim_hb_prob_iso
image from dpreview.com

  • Asumsi posisi lensa di FL 18 mm, lalu pilih manual mode dan langsung tentukan ISO, di body 350D ada shortcut tombol ISO berupa panah atas. misalnya posisi anda skg didalam ruangan dgn kondisi cahaya cukup terang pokoknya membaca tulisan masih jelas. pilih ISO 200.
  • topcontrols1
  • Tekan tombol Av/FE lock (spt gmb diatas) dan hold (tekan terus) lalu scroll ke kiri sampai bukaan terbesar 3.5 untuk lensa kit 350D, angka 3.5 tampak diatas layar LCD, ini menunjukan nilai aperture atau f.
  • Selanjutnya pilih tombol scroll untuk tentukan shutter, coba scroll ke kanan/kiri sampai menunjukkan angka 100 yg berarti shutternya 1/100 sec.
viewfinderview1
image from dpreview.com
  • kalau sudah, coba metering dalam ruangan, caranya bidik salah satu objek kira2 jarak camera 2 meter dari objek, nanti di dalam viewfinder (jendela intip) disebelah kanan angka aperture 3.5 ada exposure comp./level (gmb diatas) di bawah angka -2, maksutnya kondisi  yg hanya terlihat di viewfinder under 2 stop, jadi kalau anda clik hasilnya pasti gelap sekali bahkan mungkin ngga kelihatan, jadi coba scroll ke kiri untuk mengganti nilai shutternya, scroll sampai tandanya tidak ngeblink bahkan kalau bisa scroll sampai panahnya mengarah ke kanan menuju angka 0, yang artinya tidak under dan tidak over, lalu click, tapi awas mungkin shutternya menunjukan angka yang minim seperti 0.3″ artinya waktu anda tekan full click, dalam waktu 0.3 detik kalau bisa tangan jangan goyang atau getar, karena gambarnya bisa kacau, makanya ada lensa yang diberi fasilitas IS (image stabilizer) fungsinya supaya mengurangi getaran pada tangan dan juga ada lensa yang bukaannya besar seperti f/2.8 sehingga dalam kondisi agak gelap tidak perlu sampai selama itu shutternya.
Hasilnya gimana cukup bagus tidak? tapi karena shutternya agak lama mungkin kalau di zoom review gambarnya agak goyang, coba naikkan ISO jadi 400, ingat artinya ISO kan, semakin tinggi ISO semakin peka cahaya. Lalu lihat di viewfinder panahnya pasti ngeblink lagi tapi lebih dari 0, entah lebih 1 stop atau 2 stop, coba kecilkan shutternya sampai di titik 0, kemungkinan shutternya dapat angka 5, pokoknya lebih cepat dari sebelumnya (0.3″). lalu clik, bandingkan hasilnya, dari segi warna sih sama cuma goyangnya mungkin berkurang tapi noisenya tambah mengingat ISO semakin tinggi semakin noise.

Mungkin ada pertanyaan dipikiran anda supaya tidak goyang shutternya harus berapa, kalau menurut pengalaman saya pribadi, kalau untuk foto objek yg tidak bergerak 1/60 cukup, tapi kalau foto org dewasa misalnya foto group bisa 1/80, kalau anak2 yang suka bergerak ringan, misalnya goyang kepala, tangan bisa pakai 1/100 tapi kalau sampai loncat2, lari bisa l/125 bahkan lebih. Tapi ini jangan dijadikan patokan, karena ada juga untuk motret org lari dgn menggunakan speed/shutter rendah supaya hasilnya kelihatan hidup.

Bagaimana dgn settingan aperturenya, saya biasanya pakai bukaan yg paling lebar kecuali kalau memang menginginkan background terang bisa pakai f/8 atau backg ngga terlalu blur f/5.6, tapi kalau pakai f/8, shutternya hrs rendah/lambat, misalnya takut goyang bisa akali pakai flash kekuatan penuh, yg tentunya pakai external flash, karena ada settingan manualnya bisa di tentukan sendiri kekuatan cahayanya.

Bagaimana? kira2 mudah dimengerti pembahasan saya? sekarang coba deh lakukan sekali lagi  mulai dari metering ruangan tapi dengan menggunakan internal flash, bandingkan hasilnya dgn tanpa flash. Kalau punya external flash, coba di bouncing, hasilnya juga beda, bisa lebih bagus, itu menurut saya loh, karena tidak semua orang punya tanggapan yang sama terhadap suatu karya.

Jadi kesimpulannya untuk menggunakan manual mode butuh waktu untuk terus mencoba, pokoknya yg perlu diperhatikan cuma shutter, f, dan ISO, flash (lebih baik external flash), untuk lainnya jangan dulu, pahami 4 macam itu, lama kelamaan jadi terbiasa, sehingga cukup dengan melihat situasi ruangan sudah bisa kira2 mau ISO berapa, bukaan berapa, shutter berapa. Kalau cuma andalkan auto mode saya rasa tantangannya kurang.

Sebenarnya sih masih banyak lagi yang perlu dipelajari seperti metering mode, AWB, Histogram, cara membaca MTF-Chart dll. Tapi saya rasa lebih baik pelajari dulu basicnya, setelah itu pelan2 pelajari yang lain. Kalau ada waktu saya tulis lagi deh, mungkin kalau penjelasan saya ada yang salah tolong dimaafkan, soalnya saya sendiri juga bisa dikatakan pemula dan masih butuh banyak masukan dari kalian pecinta fotografi. Terima kasih

Sumber : http://dannyprijadi.wordpress.com/
Selengkapnya

Terdampar Di Pulau

By sulthan on Monday, December 10, 2012


Sebuah kapal dihantam badai & tenggelam. Hanya 2 orang yang mampu menyelamatkan diri ke pulau kecil.

Orang pertama memohon buah-buahan. 
Besoknya ia menemukan banyak buah dihadapannya. 
Sedangkan temannya tidak dapat sama sekali.

Lalu ia berdoa memohon istri. 
Besoknya ada lagi kapal yang dihantam topan & hanya seorang wanita yang mampu menyelamatkan diri & berenang ke wilayahnya. 
Sedangkan orang kedua masih belum punya apa-apa.

Lalu ia memohon agar bisa keluar dari pulau itu
Benar saja, esok harinya sebuah kapal datang. Ia & istrinya pergi dan meninggalkan temannya sendirian di pulau.

Belum jauh ia berlayar, tiba-tiba ia mendengar suara Tuhan lewat hati kecilnya, "Mengapa kau tinggalkan temanmu?"
"Karena aku yg berdoa & memohon, sementara ia tidak," jawabnya.
"Kau keliru," kata Tuhan. "Ia juga berdoa. Dan tahukah kamu apa yg ia minta?"
"Katakanlah padaku apa doanya, Tuhan?" tanya orang itu.
"Ia berdoa & cuma meminta satu... Ia minta supaya Aku mengabulkan semua doa-doa mu."
Orang tersebut terdiam & segera kembali ke pulau menjemput temannya.

Pesan Renungan :
Kadang tidak sadar kita pun berbuat begitu.
Kita kira bahwa saat kita berhasil, itu semua berkat kerja keras, doa, usaha kita saja... 
Padahal tidak hanya itu tapi ada peran keluarga, teman-teman & orang-orang di sekeliling kita yg selalu mendoakan kita... 
Jangan lupakan mereka

Sumber : Broadcast Blackberry


Image and video hosting by TinyPic
Selengkapnya

Kisah 4 lilin

By sulthan


Ada 4 lilin yang menyala.

Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata:
“Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi.”
“Manusia tak mau mengenaliku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, malah membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.

Karena takut akan kegelapan itu, si anak berkata: “Eh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan!” Lalu si anak menangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata :

“Jangan takut,
Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
” Akulah H A R A P A N “
Dengan mata bersinar, si anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita. Semoga ia dapat menjadi alat, seperti si anak tersebut yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya. Amin


Sumber : https://www.facebook.com/pages/Strawberry/327342750179

Image and video hosting by TinyPic
Selengkapnya

Download DP BBM part. II

By sulthan on Sunday, December 2, 2012















Selengkapnya

&quot;what is internet in hindi&quot; || internet kya hai (in hindi)

What is internet in hindi ||history of internet in hindi "What is internet in hindi", today we all are trying to know about what i...